Peranan promosi website
Sangat berguna bagi pihak yang mengurus website perusahaan untuk engetahui strategi untuk menyeimbangkan investasi tahunan pada: pengembangan website , perawatan website , dan promosi website . Jumlah dari investasi tiap tahap tersebut diperkirakan sekitar seperempat atau sepertiga dari investasi originalnyaa . Jumlah yang besar dikeluarkan untuk merawat website , terutama untuk selalu memperbaharui konten dan informasi agar sesuai dengan kebutuhan pengguna saat mengunjungi website tersebut . Sebenarnya , investasi yang dikeluarkan untuk promosi website jauh lebih kecil dibanding dengan media lainnya , sekitar nol sampai lima persen . Sejumlah kecil yang digunakan biasanya untuk iklan banner dan sebagian besar promosi website dilakukan melalui meletakkan nama dan profil website perusahaan di media konvensional atau alat tulis kantor perusahaan . Untuk itulah kita harus mengetahui teknik promosi website pada media online dan offline sekaligus agar bisa digunakan beriringan secara efektif.
Teknik-teknik promosi online
Ulasan mengenai promosi online biasanya menggunakan iklan benner untuk menarik perhatian khalayak untuk mengunjungi website perusahaan . Kenyataannya , iklan banner cukup terbatas nilainya dan banyak perusahaan menggunakannya untuk berpromosi . Kebanyakan perusahaan menggunakan iklan banner sebagai medium yang paling cocok untuk berjualan secara online , misalnya untuk produk buku , komputer , hingga jasa konsultan keuangan . Kecuali untuk komputer , kebanyakan iklan terrsebut ditujukan untuk konsumen , bukan untuk pebisnis juga . Tapi hal ini bukan berarti beriklan di internet tidak efektif , mengingat biaya rendah yang dikeluarkan . Kita akan membagi promosi online menjadi dua area : iklan banner dan metode lainnya . teknik – teknik ini sering dikombinasikan pada kampanye pembangunan arus ( traffic building campaign ) .
Traffic building campaign adalah metode yang menggunakan teknik promosi online dan offline seperti iklan banner , promosi dengan mesin pencari , dan mata rantai timbal balik ( reciprocal linking ) untuk menaikkan jumlah pengunjung website ( baik pengunjung baru maupun yang sudah pernah memngunjungi website sebelumnya ) . Metode ini bertujuan untuk menaikkan jumlah pengunjung website dengan menggunakan teknik – teknik online yang berbeda , tetap dengan kemungkinan menggunakan teknik offline juga .
Online advertising
Iklan Banner
Iklan yang dipasang pada website biasanya berbentuk iklan banner . Disebut demikian karena biasanya iklan ini ditempatkan melintang pada bagian atas dari halaman web . Iklan banner adalah sebuah persegi panjang pada halaman website yang digunakan untuk beriklan . Biasanya ditampilkan untuk bisa di-klik untuk mengakses informasi lebih lengkap . Iklan banner bisa tampil statis atau dengan animasi .
Kekuatan dari iklan banner adalah bisa dikhususkan pada target khalayak tertentu . Perusahaan biasanya memakai iklan benner atas dasar dua alasan utama , yaitu : berharap konsumen meng-klik iklan tersebut dan akan disuguhkan informasi merek secara detail dari website perusahaan , atau semua pengunjung akan melihat iklan secaara sadar maupun tidak . Hal ini membantu mengukuhkan citra merek . Misalnya www.amazon.com yang beriklan secara luas untuk menaikkan kesadartahuan dari merek-nya .
Metode lain promosi online
Promosi pada mesin pencari dan direktori
Aspek lain darii membangun arus ( traffic building ) adalah memaksimalkan jumlah pengguna yang menemukan website saat mencari informasi menggunakan kata kunci pada mesin pencari , direktori , atau portal . perhatikan bahwa ini berbeda dengan iklan berbayar di mesin pencari . Di sini kita mengacu pada alamat website yang terdaftar jika pengguna mengetik kata kunci . Misalnya ketika pengguna mengeti kata kunci ‘ perusahaan minyak ‘ maka perusahaan harus berusaha agar website-nya menjadi sepuluh teratas dari daftar website yang tampil sebagai hasil pencarian mesin pencari , direktori , atau portal karena penelitian menunjukkan hasil bahwa mayoritas pengguna hanya mengecek sepuluh website teratas dan tidak melihat pada halaman selanjutnnya .
Link dari website lain : co-branding dan sponsorship .
Berhubung website yang terdaftar di mesin pencari begitu banyak maka hal iini menyebabkan perusahaan harus menemukan metode yang membangkitkan arus lalu lintas pada website . Maka digunakan metode menghubungkan website perusahaan dari website lain yang berhubungan dengan menggunakan hyperlink . Seringkali disebut dengan ‘ link – building campaign ‘ ( kampanye membangun mata rantai ) . Langkah awal yang baik dari cara ini adalah dengan mencari sebanyak – banyaknya website yang berhubungan dengan website perusahaan . Ada dua metode untuk melkukannya , yaitu : program log-file analyser semisal WebTrends bisa digunakan untuk mengindikasi ’ referring sites ’ ( situ – situs yang berhubungan ) , dan beberapa mesin pencari seperti Alta Vista dan Infoseek menyediakan sebuah fasilitas yang memungkinkan penggunanya untuk mengetik ‘link:’ yang diikuti dengan URL yang kemuidan akan mendaftar website lain yang berantai dengan website spesifik .
Sumber:
Chaffey, Mayer, Johnson, dan Chadwick, 2000, Bab 9.
Zeff dan Aronson, Advertising on the Internet.
Google Adsense Success Story. Martin-Gill dkk, 2009, Volume 2 Issue 1
NY Falcon.com, The Basic of Affiliate Marketing
Wallington & Redfern, IAB Affiliate Marketing Handbook
Jumat, 19 Maret 2010
Senin, 15 Maret 2010
Cita Layaknya Bintang
Cita-cita itu indah untuk diimpikan, menantang untuk diraih, tapi menguji diri ketika seseorang sudah mendapatkannya. Setiap saat yang dilalui hanya akan kembali merubah kita, untuk menjadikan kita orang yang pantas untuk mendekap hasil akhir dari impian itu. ’Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di angkasa’, kira-kira begitu kata orang yang pernah kudengar. Sedikit banyak aku setuju dengan perumpamaan itu. Sadarkah kita bahwa bintang adalah benda yang jauh tinggi di atas kita, selain itu bintang juga memijarkan panas yang bisa membakar hingga ke ulu hati, bentuk permukaannya pun kasar dan tidak beraturan dengan ukuran yang luar biasa besar.
Cita-cita pun seperti bintang, tergantung dari mana sudut kita memandang. Bintang memang jauh, tapi ia banyak sekali jumlahnya. Bintang yang tinggi itu bukan tidak mungkin untuk jatuh demi merendahkan dirinya kepada bumi.
Panas yang menyelimuti bintang pun takluk saat harus berhadapan dengan atmosfer yang melindungi planet hunian manusia ini, bentuk yang kasar dan besar itu tak ada artinya lagi, terkikis oleh pahatan alami ionosfer dan enam kawan abadinya.
Bersediakah kita menjadi orang-orang terpilih, yang dengan keteguhan hati bisa membuat kekuatan alam takluk dan mempersilakan kita melaju selangkah demi selangkah hingga akhirnya bisa mendekap impian itu? Dari jauh bintang memang indah, tapi panas saat berada dekatnya. Tahukah kita bahwa orang-orang mengagumkan yang sukses dan bisa meraih impiannya itu berjuang dengan kadar melebihi orang biasa ? Pernahkah merasakan saat kita berada di tingkat tertentu, kita akan diuji lebih berat untuk dipaksa pindah ke tingkat berikutnya? Karena kelengahan hanya akan menjadikanmu tersisih menjadi satu pihak yang statis atau malah tereduksi.
Semua pilihan itu ada di hadapanmu yang membaca tulisan ini, inginkah menjadi satu dari banyak orang yang cuma menganga melihat keindahan bintang yang ditakdirkan panas itu, atau menjadi orang yang berani berjuang mendekap satu bintang demi meraih bintang lain yang lebih tinggi.
Aku beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang tahan banting berjuang bersama demi meraih mimpinya. Orang-orang yang bukan hanya sekedar ingin berubah dari ulat menjadi kupu-kupu, namun lebih, lebih dan lebih , melebihi apa yang bisa diperkirakan orang bisa terjadi padanya.
Temukan orang-orang itu di:
TKW UI (Tempat Kongkow Wiramuda UI)
Gang Sawo no. 43B (± 10 meter dari Es Pocong belok kiri)
081387242744
Sebuah wadah bagi semangat kami untuk maju, berjuang, dan bertahan meraih setiap cita itu.
Kami:
Nisa,Anita,Angga,Aya,Yana(tim Lady’s diary:digital magz, sanggar senam&tari,kafe&design organizer)
Soraya (Tomodachi Sushi)
Ayis(Warung Orasawa, kuliner khas Gorontalo)
(Es Krim)
Fajar&Mais(Siomay SS)
Rico&Jarwo(Simply Delicious, kreasi dari mie + bento)
Husnul (MostQ Vintage, butik busana wanita)
Lesmana (Kebun Babeh)
Berencana membuat hidup dan negara ini, berubah menjadi lebih baik.
Cita-cita pun seperti bintang, tergantung dari mana sudut kita memandang. Bintang memang jauh, tapi ia banyak sekali jumlahnya. Bintang yang tinggi itu bukan tidak mungkin untuk jatuh demi merendahkan dirinya kepada bumi.
Panas yang menyelimuti bintang pun takluk saat harus berhadapan dengan atmosfer yang melindungi planet hunian manusia ini, bentuk yang kasar dan besar itu tak ada artinya lagi, terkikis oleh pahatan alami ionosfer dan enam kawan abadinya.
Bersediakah kita menjadi orang-orang terpilih, yang dengan keteguhan hati bisa membuat kekuatan alam takluk dan mempersilakan kita melaju selangkah demi selangkah hingga akhirnya bisa mendekap impian itu? Dari jauh bintang memang indah, tapi panas saat berada dekatnya. Tahukah kita bahwa orang-orang mengagumkan yang sukses dan bisa meraih impiannya itu berjuang dengan kadar melebihi orang biasa ? Pernahkah merasakan saat kita berada di tingkat tertentu, kita akan diuji lebih berat untuk dipaksa pindah ke tingkat berikutnya? Karena kelengahan hanya akan menjadikanmu tersisih menjadi satu pihak yang statis atau malah tereduksi.
Semua pilihan itu ada di hadapanmu yang membaca tulisan ini, inginkah menjadi satu dari banyak orang yang cuma menganga melihat keindahan bintang yang ditakdirkan panas itu, atau menjadi orang yang berani berjuang mendekap satu bintang demi meraih bintang lain yang lebih tinggi.
Aku beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang tahan banting berjuang bersama demi meraih mimpinya. Orang-orang yang bukan hanya sekedar ingin berubah dari ulat menjadi kupu-kupu, namun lebih, lebih dan lebih , melebihi apa yang bisa diperkirakan orang bisa terjadi padanya.
Temukan orang-orang itu di:
TKW UI (Tempat Kongkow Wiramuda UI)
Gang Sawo no. 43B (± 10 meter dari Es Pocong belok kiri)
081387242744
Sebuah wadah bagi semangat kami untuk maju, berjuang, dan bertahan meraih setiap cita itu.
Kami:
Nisa,Anita,Angga,Aya,Yana(tim Lady’s diary:digital magz, sanggar senam&tari,kafe&design organizer)
Soraya (Tomodachi Sushi)
Ayis(Warung Orasawa, kuliner khas Gorontalo)
(Es Krim)
Fajar&Mais(Siomay SS)
Rico&Jarwo(Simply Delicious, kreasi dari mie + bento)
Husnul (MostQ Vintage, butik busana wanita)
Lesmana (Kebun Babeh)
Berencana membuat hidup dan negara ini, berubah menjadi lebih baik.
Label:
bijaksanalah kawan...
More than Scores
Kisah ini saya alami sekitar awal tahun 2008. Waktu itu saya masih menjadi seorang mahasiswi tingkat satu yang bertekad untuk memperoleh IPK cum laude karena bagi saya waktu itu, IPK yang tinggi merupakan standar keberhasilan seorang mahasiswa dalam menjalani kehidupan akademisnya. Tapi saya memperoleh pelajaran lebih dari sekedar IP dari sebuah kehidupan perkuliahan setelah saya mengalami peristiwa berikut ini.
Berdasarkan tekad saya unntuk memperoleh IPK cum laude, saya sangat puas ketika IP semester satu saya berhasil melewati angka 3,51. Obsesi itu pun berlanjut ketika saya menjalani semester 2. Tapi ternyata jalan untuk mencapai tekad itu tidak semudah yang saya bayangkan. Jika saat semester pertama materi kuliah masih bisa ditanggulangi dengan gaya belajar saya ketika SMA, kini saya harus berhadapan dengan persoalan yang memerlukan analisis lebih mendalam dan juga kegiatan kepanitiaan yang cukup menggerogoti waktu belajar saya.
Optimisme masih terus ada sampai suatu ketika ada mata kuliah yang cukup sulit untuk saya jalani (selanjutnya kita sebut mata kuliah ini dengan X), sementara mata kuliah lain pun tidak semulus mata kuliah ketika semester pertama. Pesimisme mulai menggeser kedudukan optimisme dalam jiwa saya. Puncaknya terjadi ketika saya memperoleh nilai UTS dari mata kuliah X. Sungguh senang saya menyaksikan gemilangnya nilai UTS teman-teman saya yang hampir semua mulai dari kepala 8 atau 9. Saya jadi yakin nilai saya pun tidak akan jauh berbeda dengan mereka.
Tapi apa yang terjadi? Ketika kertas ujian telah sampai di tangan, ternyata hanya nilai 55 yang saya dapatkan! Saya down sekali saat itu. Apalagi dari hampir seratus mahasiswa yang mengikuti ujian tersebut, tidak sampai sepuluh orang yang nilainya dibawah 65. Malu sekali rasanya. Saya pun segera memasukkan kertas itu ke dalam tas dan tidak sudi untuk melihatnya lagi.
Keesokkan harinya, saya dan seorang teman saya, Lala (bukan nama sebenarnya) yang juga mendapat nilai buruk untuk mata kuliah X pun saling berkeluh kesah. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan hanya bisa pasrah, sampai tiba-tiba saya mendengar Lala bicara seperti ini,”Kita ketemu sama Mbak Dini yuk, katanya kita disuruh menghadap dia.” Mbak Dini (bukan nama sebenarnya) adalah salah seorang dari tim pengajar mata kuliah X yang kebagian mengajar kelas saya dan Lala. Saya cukup kaget karena ternyata di kertas ujian yang tidak pernah saya lihat lagi itu ada tulisan dari dosen pengoreksinya ‘sepertinya kamu harus menghadap saya’. Seketika saya melihat secercah harapan untuk bisa memperbaiki nilai itu. Kami pun menghubungi Mbak Dini unuk membuat janji bertemu, tapi ternyata yang mengoreksi semua kertas ujian kami adalah Mbak Reni (bukan nama sebenarnya), anggota tim pengajar mata kuliah X yang lain.
Sejujurnya saat itu saya kurang suka dengan Mbak Reni, bukan tidak suka dengan orangnya, tapi pada gaya mengajarnya. Jadi sebelum ia mengajar mata kuliah X, saya sempat diajar mata kuliah lain olehnya. Ketika itu ia mengajar bergantian dengan seorang dosen yang menjadi favorit mahasiswa dan piawai dalam mengajar, dan ketika giliran Mbak Reni yang mengajar kami, jadi agak jomplang jadinya bila dibandingkan dengan dosen favorit tersebut.
Keesokan harinya, kami menemui Mbak Reni di kantornya. Kami datang dengan harapan nilai kami bisa dibantu. Saat itu saya masih digelayuti perasaan kurang suka saya terhadap Mbak Reni, tapi tidak sampai pada tahap saya tidak mau menemuinya. Setelah berhadapan dengan Mbak Reni, kami ditanya satu per satu olehnya mengapa kami kesulitan dalam mengerjakan ujian itu. Kami pun menjawab sesuai dengan alasan masing-masing. Akhirnya Mbak Reni mau membantu kami tapi bukan dengan menaikkan nilai tambahan pada kami. Ia memberi tugas yang harus diserahkan tiap minggu berisi ulasan materi mata kuliah X pada minggu kami mengumpulkan, sampai UAS tiba. Ia menegaskan tugas ini bukan untuk membantu nilai kami, tapi tentu keseriusan kami akan dijadikan pertimbangan pada saat penentuan keputusan apakah kami diluluskan atau tidak dari mata kuliah X ini. Kami pun menyanggupi tugas tersebut.
Tapi ternyata apa yang kami dapat dari kedatangan kami menghadap Mbak Reni tidak sampai disitu saja. Ia lalu mengatakan bahwa ia tidak sempurna dan kemudian menceritakan bahwa dulu ia pernah menghadapi mahasiswa diploma yang tidak lulus mata kuliah yang diajarnya. Mbak Reni, lalu mengadakan pembicaraan empat mata dengan mahasiswa tersebut. Seperti yang dilakukannya pada kami, Mbak Reni bertanya padanya apa yang terjadi sampai ia bisa tidak lulus. Setelah mendengar jawaban dari mahasiswa tersebut, Mbak Reni pun dengan tulus dan sungguh-sungguh mengatakan padanya bahwa ia bangga kepadanya dan percaya bahwa sebenarnya ia bisa melalui mata kuliah tersebut dan pasti jadi orang hebat kelak. Ia pun memberi kesempatan pada mahasiswa tersebut untuk melakukan yang terbaik pada kesempatan selanjutnya. Dan apa yang terjadi? Pada kali kedua mahasiswa tersebut mengikuti mata kuliah itu, ia mengerjakan tugas-tugasnya dengan luar biasa, sampai-sampai membuat para dosen takjub dan akhirnya berhasil memperoleh nilai sempurna, alias A!
Ketulusan yang dipancarkan oleh Mbak Reni saat itu membuat saya dan Lala tersentuh, dan bangkitlah keyakinan kami bahwa kami mampu. Tiba-tiba Mbak Reni bangkit dari kursinya dan bergeser ke tempat yang lebih longgar, ia menyuruh kami berdiri menghampirinya, dan ia berkata,”Sini, kalian saya peluk satu-satu.” Kami pun memeluknya satu per satu. Ia memeluk kami sambil berkata,”Saya selalu bangga dengan kalian mahasiswa S1 Reguler, kalian cerdas dan pintar. Saya yakin kalian pasti akan menjadi orang sukses.”
Air mata saya dan Lala pun tak terbendung lagi, sungguh kami tak sanggup menampung semua kasih sayang, kepercayaan, dan dukungan yang sebegitu besar dan dengan terlalu cepat terpancar dan diberikan Mbak Reni berikan pada kami. Dan dari apa yang dia ungkapkan, saya yakin dia bangga akan seluruh mahasiswanya, anak didiknya, tidak peduli program apa yang diambilnya.
Kini tidak ada lagi alasan untuk saya tidak menyukai Mbak Reni. Mungkin ia memang tidak sempurna dalam hal mengajar, bukan salahnya jika waktu itu ia disandingkan dengan dosen yang memang lebih berbakat dalm mengajar. Mungkin memang ada ketidaksempurnan dalam tubuhnya. Yang saya tahu ia mengidap kanker, tapi sebagai seorang mahasiswa, saya tidak pernah melihat semangat yang hilang dari dirinya. Ia mengajar seperti dosen pada umumnya, tapi ia memberi kami pelajaran hidup lebih sebagai dosen yang luar biasa.
Saya pun jadi makin menyadari, mungkin saya tidak bisa menjadi yang terbaik dalam bidang akademis, toh saya memang lebih suka menjadi praktisi dibanding akademisi. Kalau pun saya memaksakan diri, saya akan sakit hati jika saya gagal. Tapi saya tahu bahwa saya bisa hebat di bidang manapun yang saya cintai dan pilih untuk berkembang dan berusaha segenap daya untuk menjadi yang tersukses.
Berdasarkan tekad saya unntuk memperoleh IPK cum laude, saya sangat puas ketika IP semester satu saya berhasil melewati angka 3,51. Obsesi itu pun berlanjut ketika saya menjalani semester 2. Tapi ternyata jalan untuk mencapai tekad itu tidak semudah yang saya bayangkan. Jika saat semester pertama materi kuliah masih bisa ditanggulangi dengan gaya belajar saya ketika SMA, kini saya harus berhadapan dengan persoalan yang memerlukan analisis lebih mendalam dan juga kegiatan kepanitiaan yang cukup menggerogoti waktu belajar saya.
Optimisme masih terus ada sampai suatu ketika ada mata kuliah yang cukup sulit untuk saya jalani (selanjutnya kita sebut mata kuliah ini dengan X), sementara mata kuliah lain pun tidak semulus mata kuliah ketika semester pertama. Pesimisme mulai menggeser kedudukan optimisme dalam jiwa saya. Puncaknya terjadi ketika saya memperoleh nilai UTS dari mata kuliah X. Sungguh senang saya menyaksikan gemilangnya nilai UTS teman-teman saya yang hampir semua mulai dari kepala 8 atau 9. Saya jadi yakin nilai saya pun tidak akan jauh berbeda dengan mereka.
Tapi apa yang terjadi? Ketika kertas ujian telah sampai di tangan, ternyata hanya nilai 55 yang saya dapatkan! Saya down sekali saat itu. Apalagi dari hampir seratus mahasiswa yang mengikuti ujian tersebut, tidak sampai sepuluh orang yang nilainya dibawah 65. Malu sekali rasanya. Saya pun segera memasukkan kertas itu ke dalam tas dan tidak sudi untuk melihatnya lagi.
Keesokkan harinya, saya dan seorang teman saya, Lala (bukan nama sebenarnya) yang juga mendapat nilai buruk untuk mata kuliah X pun saling berkeluh kesah. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan hanya bisa pasrah, sampai tiba-tiba saya mendengar Lala bicara seperti ini,”Kita ketemu sama Mbak Dini yuk, katanya kita disuruh menghadap dia.” Mbak Dini (bukan nama sebenarnya) adalah salah seorang dari tim pengajar mata kuliah X yang kebagian mengajar kelas saya dan Lala. Saya cukup kaget karena ternyata di kertas ujian yang tidak pernah saya lihat lagi itu ada tulisan dari dosen pengoreksinya ‘sepertinya kamu harus menghadap saya’. Seketika saya melihat secercah harapan untuk bisa memperbaiki nilai itu. Kami pun menghubungi Mbak Dini unuk membuat janji bertemu, tapi ternyata yang mengoreksi semua kertas ujian kami adalah Mbak Reni (bukan nama sebenarnya), anggota tim pengajar mata kuliah X yang lain.
Sejujurnya saat itu saya kurang suka dengan Mbak Reni, bukan tidak suka dengan orangnya, tapi pada gaya mengajarnya. Jadi sebelum ia mengajar mata kuliah X, saya sempat diajar mata kuliah lain olehnya. Ketika itu ia mengajar bergantian dengan seorang dosen yang menjadi favorit mahasiswa dan piawai dalam mengajar, dan ketika giliran Mbak Reni yang mengajar kami, jadi agak jomplang jadinya bila dibandingkan dengan dosen favorit tersebut.
Keesokan harinya, kami menemui Mbak Reni di kantornya. Kami datang dengan harapan nilai kami bisa dibantu. Saat itu saya masih digelayuti perasaan kurang suka saya terhadap Mbak Reni, tapi tidak sampai pada tahap saya tidak mau menemuinya. Setelah berhadapan dengan Mbak Reni, kami ditanya satu per satu olehnya mengapa kami kesulitan dalam mengerjakan ujian itu. Kami pun menjawab sesuai dengan alasan masing-masing. Akhirnya Mbak Reni mau membantu kami tapi bukan dengan menaikkan nilai tambahan pada kami. Ia memberi tugas yang harus diserahkan tiap minggu berisi ulasan materi mata kuliah X pada minggu kami mengumpulkan, sampai UAS tiba. Ia menegaskan tugas ini bukan untuk membantu nilai kami, tapi tentu keseriusan kami akan dijadikan pertimbangan pada saat penentuan keputusan apakah kami diluluskan atau tidak dari mata kuliah X ini. Kami pun menyanggupi tugas tersebut.
Tapi ternyata apa yang kami dapat dari kedatangan kami menghadap Mbak Reni tidak sampai disitu saja. Ia lalu mengatakan bahwa ia tidak sempurna dan kemudian menceritakan bahwa dulu ia pernah menghadapi mahasiswa diploma yang tidak lulus mata kuliah yang diajarnya. Mbak Reni, lalu mengadakan pembicaraan empat mata dengan mahasiswa tersebut. Seperti yang dilakukannya pada kami, Mbak Reni bertanya padanya apa yang terjadi sampai ia bisa tidak lulus. Setelah mendengar jawaban dari mahasiswa tersebut, Mbak Reni pun dengan tulus dan sungguh-sungguh mengatakan padanya bahwa ia bangga kepadanya dan percaya bahwa sebenarnya ia bisa melalui mata kuliah tersebut dan pasti jadi orang hebat kelak. Ia pun memberi kesempatan pada mahasiswa tersebut untuk melakukan yang terbaik pada kesempatan selanjutnya. Dan apa yang terjadi? Pada kali kedua mahasiswa tersebut mengikuti mata kuliah itu, ia mengerjakan tugas-tugasnya dengan luar biasa, sampai-sampai membuat para dosen takjub dan akhirnya berhasil memperoleh nilai sempurna, alias A!
Ketulusan yang dipancarkan oleh Mbak Reni saat itu membuat saya dan Lala tersentuh, dan bangkitlah keyakinan kami bahwa kami mampu. Tiba-tiba Mbak Reni bangkit dari kursinya dan bergeser ke tempat yang lebih longgar, ia menyuruh kami berdiri menghampirinya, dan ia berkata,”Sini, kalian saya peluk satu-satu.” Kami pun memeluknya satu per satu. Ia memeluk kami sambil berkata,”Saya selalu bangga dengan kalian mahasiswa S1 Reguler, kalian cerdas dan pintar. Saya yakin kalian pasti akan menjadi orang sukses.”
Air mata saya dan Lala pun tak terbendung lagi, sungguh kami tak sanggup menampung semua kasih sayang, kepercayaan, dan dukungan yang sebegitu besar dan dengan terlalu cepat terpancar dan diberikan Mbak Reni berikan pada kami. Dan dari apa yang dia ungkapkan, saya yakin dia bangga akan seluruh mahasiswanya, anak didiknya, tidak peduli program apa yang diambilnya.
Kini tidak ada lagi alasan untuk saya tidak menyukai Mbak Reni. Mungkin ia memang tidak sempurna dalam hal mengajar, bukan salahnya jika waktu itu ia disandingkan dengan dosen yang memang lebih berbakat dalm mengajar. Mungkin memang ada ketidaksempurnan dalam tubuhnya. Yang saya tahu ia mengidap kanker, tapi sebagai seorang mahasiswa, saya tidak pernah melihat semangat yang hilang dari dirinya. Ia mengajar seperti dosen pada umumnya, tapi ia memberi kami pelajaran hidup lebih sebagai dosen yang luar biasa.
Saya pun jadi makin menyadari, mungkin saya tidak bisa menjadi yang terbaik dalam bidang akademis, toh saya memang lebih suka menjadi praktisi dibanding akademisi. Kalau pun saya memaksakan diri, saya akan sakit hati jika saya gagal. Tapi saya tahu bahwa saya bisa hebat di bidang manapun yang saya cintai dan pilih untuk berkembang dan berusaha segenap daya untuk menjadi yang tersukses.
Label:
bijaksanalah kawan...
Konsep-konsep Pemasaran Interaktif
Trend Pemasaran Interaktif
Impian para marketer untuk bisa membangun hubungan dengan konsumen secara individual akhirnya terwujud akibat adanya teknologi. Marketer bisa tahu segala data tentang konsumen tersebut, mulai dari karakter demografis mereka , sampai produk jenis apa yang mereka konsumsi. Semua itu tercantum dalam database. Database tersebut sangat membantu kinerja para marketer, tapi tentu saja tetap memiliki sisi gelap yang kerap menimbulkan perdebatan, yaitu antara kepentingan pemasaran dan privasi konsumen/ pelanggan.
Terlepas dari perdebatan tersebut, jelas sudah bahwa database terbukti membantu kegiatan pemasaran. Kini, pemasaran bisa menjadi lebih interaktif. Jika dulu lebih banyak mengandalkan media siar agar tercipta kontak antara konsumen dengan produk kita, saat ini tren yang terjadi adalah pemasaran interaktif makin berjaya. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan dengan melakukan media siar, kini bisa ditanggulangi dengan melakukan pemasaran interaktif. Antara lain sebagai berikut: pemasaran interaktif bisa membuat marketer dapat mengkalkulasi nilai ekuitas brand, membangun dan mengatur dialog dengan pelanggan, mempengaruhi database untuk kesempatan ekonomis, membantu kampanye-kampanye pemasaran terpadu, dan lainnya.
Konsep Utama Internet Marketing
Internet merupakan medium komunikaasi baru. Oleh karenanya tentu saja, terdapat perbedaan antara interrnet dengan medium komunikasi konvensional. Pada internet, konsumenlah yang aktif mencari informasi, jadi mereka tidak lagi menjadi pihak yang pasif. Interaksi antara marketer dan konsumen menjadi semakin mudah dengan fasilitas internet. Komunikasi potensial yang terjadi lewat medium internet adalah one-to-one dan many-to-many daripada one-to-many seperti pada medium konvensional. Medium baru ini juga mengubah bentuk komunikasi pemasaran standar misalnya periklanan dan juga mengubah kanal distribusi dan pasar oleh media digital.
Pengguna internet juga memiliki perbedaan demografis dengan pengguna medium konvensional. Misalnya di Indonesia, pengguna internet tebtu saja hanyalah orang-orang yang memiliki akses terhadapnya. Kalangan akademis, pekerja kantoran juga menyumbang cukup banyak dari total persen pengguna internet di Indonesia. Tentu saja ini berbeda dengan media konvensional seperti televisi dan radio yang bisa dinikmati oleh siapa saja secara gratis.
Aspek budaya dari penggunaan internet juga memiliki perbedaan dari medium konvensional. Bickerton telah mengelompokkan berbagai tipe pengguna internet berdasarkan gaya hidupnya yang penting untuk diketahui para marketer, antara lain sebagai berikut:
Techno-luster: memfokuskan diri pada budaya dan teknologi.
Academic buffs
Techno-boffins: mirip dengan techno-cluster, tapi lebih menggunakan teknologi sebagai kepentingan bisnis.
Get ahead: menggunakan internet sebagi aksesori gaya hidup.
Hobbyists: orang dengan hobi tertentu yang menggunakan internet dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan atau membeli produk yang mendukung hobi mereka.
Knowledge traders: pengguna internet yang berorientasi bisnis dan menggunakan internet untuk memperoleh berita dan informasi untuk bisnisnya.
Business bods
Home users
Selain dari sisi demografis dan budaya penggunanya, internet juga menyuguhkan pasar yang berbeda kepada marketer. Sekarang tidak perlu menjadi perusahaan multinasional untuk bisa menjual produk lintas negara, karena dengan internet hal tersebut bisa dengan mudah terjadi. Tapi tentu saja perusahaan harus melakukan berbagai penyesuaian pada website mereka, misalnya penyesuaian dalam hal bahasa; karakter budaya dan bagaiman hal itu mempengaruhi pembelian; perbedaan hukum dan pajak.
Berbicara tentang pemasaran, tentu berarti berbicara tentang 4 P (product, price, place, promotion) yang kemudian ditambahkan dua elemen lagi menjadi 6 P yaitu people dan processes. Internet juga berhubungan dengan setiap elemen dari pemasaran tersebut, berikut penjelasannya:
Product: keistimewaan produk bisa bervariasi, ini disebabkan pelayanan terhadap konsumen dan nilai brand bisa ditingkatkan misalnya lewat informasi produk terbaru via internet yang bisa terus diperbarui dan proses berlangganan yang lebih mudah.
Price: karena produk bisa dipajang di internet, tentu saja ini mengurangi biaya angkut yang berakibat pada semakin rendahnya harga barang tersebut.
Place: dengan electronic commerce, internet menawarkan saluran distribusi baru.
People: sering digunakan untuk membantu dalam merekrut karyawan, dan juga melakukan kontak langsung dengan konsumen.
Processes: interneet harus didukung dengan proses pemasaran lain seperti telemarketing , dan direct marketing agar berhasil.
Internet juga sangat mendukung komunikasi pemasaran, mulai dari penyampaian pesan personal maupun impersonal, mendukung kampanye periklanan hingga memfasilitasi pembelian, dan lainnya.
Keberhasilan pemasaran interaktif berbasis internet juga sangat dipengaruhi oleh desain web-nya. Desain web yang sukses diformulasikan menjadi 6 Cs ( capture, content, community, commerce, customer orientation, dan credibility).
Strategi dan Taktik Berfokus Pada Konsumen
Saat ini, masing-masing perusahaan harus beradu kecepatan dan ketepatan dalam merencanakan strategi pemasaran produknya. Perlu digarisbawahi bahwa strategi yang dilakukan harus berorientasi pada kepentingan dan kepuasan konsumen. Ada tiga aturan sederhana yang kira-kira bisa membantu marketer dalam membangun hubungan dengan konsumen lewat teknologi interaktif:
1. Tetapkan pemasaran interaktif kepada strategi yang lebih besar yang secara kontinu bisa menciptakan keuntungan-keuntungan baru jika menjadi pelanggan perusahaan kita.
2. Pertahankan keseimbangan antara tujuan pemasaran perusahaan dengan tujuan dan kebutuhan belanja konsumen.
3. Temukan cara agar setiap teknologi berbasis program bisa memberikan kita banyak keuntungan sekaligus.
Sumber:
Blattberg, Robert C., Deighton John. (1991). Interactive Marketing: Exploiting the Age of Addressability. Sloan Management Review.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice, First Published, London: Prentice-Hall, Inc.
Chaffey, D & Smith, PR. (2008). E-Marketing : Excellence , Burlington, MA: Elsevier Butterworth-Heineman, Bab I, Hal 1-47
Cross, Richard& Smith, Janet. (1996). Customer-Focused Strategies and tactics: Interactive Marketing: The Future Present (NTC Business Book), American Marketing Association, Bab 1, Hal: 5-27
Impian para marketer untuk bisa membangun hubungan dengan konsumen secara individual akhirnya terwujud akibat adanya teknologi. Marketer bisa tahu segala data tentang konsumen tersebut, mulai dari karakter demografis mereka , sampai produk jenis apa yang mereka konsumsi. Semua itu tercantum dalam database. Database tersebut sangat membantu kinerja para marketer, tapi tentu saja tetap memiliki sisi gelap yang kerap menimbulkan perdebatan, yaitu antara kepentingan pemasaran dan privasi konsumen/ pelanggan.
Terlepas dari perdebatan tersebut, jelas sudah bahwa database terbukti membantu kegiatan pemasaran. Kini, pemasaran bisa menjadi lebih interaktif. Jika dulu lebih banyak mengandalkan media siar agar tercipta kontak antara konsumen dengan produk kita, saat ini tren yang terjadi adalah pemasaran interaktif makin berjaya. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan dengan melakukan media siar, kini bisa ditanggulangi dengan melakukan pemasaran interaktif. Antara lain sebagai berikut: pemasaran interaktif bisa membuat marketer dapat mengkalkulasi nilai ekuitas brand, membangun dan mengatur dialog dengan pelanggan, mempengaruhi database untuk kesempatan ekonomis, membantu kampanye-kampanye pemasaran terpadu, dan lainnya.
Konsep Utama Internet Marketing
Internet merupakan medium komunikaasi baru. Oleh karenanya tentu saja, terdapat perbedaan antara interrnet dengan medium komunikasi konvensional. Pada internet, konsumenlah yang aktif mencari informasi, jadi mereka tidak lagi menjadi pihak yang pasif. Interaksi antara marketer dan konsumen menjadi semakin mudah dengan fasilitas internet. Komunikasi potensial yang terjadi lewat medium internet adalah one-to-one dan many-to-many daripada one-to-many seperti pada medium konvensional. Medium baru ini juga mengubah bentuk komunikasi pemasaran standar misalnya periklanan dan juga mengubah kanal distribusi dan pasar oleh media digital.
Pengguna internet juga memiliki perbedaan demografis dengan pengguna medium konvensional. Misalnya di Indonesia, pengguna internet tebtu saja hanyalah orang-orang yang memiliki akses terhadapnya. Kalangan akademis, pekerja kantoran juga menyumbang cukup banyak dari total persen pengguna internet di Indonesia. Tentu saja ini berbeda dengan media konvensional seperti televisi dan radio yang bisa dinikmati oleh siapa saja secara gratis.
Aspek budaya dari penggunaan internet juga memiliki perbedaan dari medium konvensional. Bickerton telah mengelompokkan berbagai tipe pengguna internet berdasarkan gaya hidupnya yang penting untuk diketahui para marketer, antara lain sebagai berikut:
Techno-luster: memfokuskan diri pada budaya dan teknologi.
Academic buffs
Techno-boffins: mirip dengan techno-cluster, tapi lebih menggunakan teknologi sebagai kepentingan bisnis.
Get ahead: menggunakan internet sebagi aksesori gaya hidup.
Hobbyists: orang dengan hobi tertentu yang menggunakan internet dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan atau membeli produk yang mendukung hobi mereka.
Knowledge traders: pengguna internet yang berorientasi bisnis dan menggunakan internet untuk memperoleh berita dan informasi untuk bisnisnya.
Business bods
Home users
Selain dari sisi demografis dan budaya penggunanya, internet juga menyuguhkan pasar yang berbeda kepada marketer. Sekarang tidak perlu menjadi perusahaan multinasional untuk bisa menjual produk lintas negara, karena dengan internet hal tersebut bisa dengan mudah terjadi. Tapi tentu saja perusahaan harus melakukan berbagai penyesuaian pada website mereka, misalnya penyesuaian dalam hal bahasa; karakter budaya dan bagaiman hal itu mempengaruhi pembelian; perbedaan hukum dan pajak.
Berbicara tentang pemasaran, tentu berarti berbicara tentang 4 P (product, price, place, promotion) yang kemudian ditambahkan dua elemen lagi menjadi 6 P yaitu people dan processes. Internet juga berhubungan dengan setiap elemen dari pemasaran tersebut, berikut penjelasannya:
Product: keistimewaan produk bisa bervariasi, ini disebabkan pelayanan terhadap konsumen dan nilai brand bisa ditingkatkan misalnya lewat informasi produk terbaru via internet yang bisa terus diperbarui dan proses berlangganan yang lebih mudah.
Price: karena produk bisa dipajang di internet, tentu saja ini mengurangi biaya angkut yang berakibat pada semakin rendahnya harga barang tersebut.
Place: dengan electronic commerce, internet menawarkan saluran distribusi baru.
People: sering digunakan untuk membantu dalam merekrut karyawan, dan juga melakukan kontak langsung dengan konsumen.
Processes: interneet harus didukung dengan proses pemasaran lain seperti telemarketing , dan direct marketing agar berhasil.
Internet juga sangat mendukung komunikasi pemasaran, mulai dari penyampaian pesan personal maupun impersonal, mendukung kampanye periklanan hingga memfasilitasi pembelian, dan lainnya.
Keberhasilan pemasaran interaktif berbasis internet juga sangat dipengaruhi oleh desain web-nya. Desain web yang sukses diformulasikan menjadi 6 Cs ( capture, content, community, commerce, customer orientation, dan credibility).
Strategi dan Taktik Berfokus Pada Konsumen
Saat ini, masing-masing perusahaan harus beradu kecepatan dan ketepatan dalam merencanakan strategi pemasaran produknya. Perlu digarisbawahi bahwa strategi yang dilakukan harus berorientasi pada kepentingan dan kepuasan konsumen. Ada tiga aturan sederhana yang kira-kira bisa membantu marketer dalam membangun hubungan dengan konsumen lewat teknologi interaktif:
1. Tetapkan pemasaran interaktif kepada strategi yang lebih besar yang secara kontinu bisa menciptakan keuntungan-keuntungan baru jika menjadi pelanggan perusahaan kita.
2. Pertahankan keseimbangan antara tujuan pemasaran perusahaan dengan tujuan dan kebutuhan belanja konsumen.
3. Temukan cara agar setiap teknologi berbasis program bisa memberikan kita banyak keuntungan sekaligus.
Sumber:
Blattberg, Robert C., Deighton John. (1991). Interactive Marketing: Exploiting the Age of Addressability. Sloan Management Review.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice, First Published, London: Prentice-Hall, Inc.
Chaffey, D & Smith, PR. (2008). E-Marketing : Excellence , Burlington, MA: Elsevier Butterworth-Heineman, Bab I, Hal 1-47
Cross, Richard& Smith, Janet. (1996). Customer-Focused Strategies and tactics: Interactive Marketing: The Future Present (NTC Business Book), American Marketing Association, Bab 1, Hal: 5-27
Desainer Harus ’Mesra’ Dengan Marketer
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat website, maka harus diputuskan secara matang . Keahlian desainer sangat diperlukan disini, tapi tanpa instruksi dari marketer , nasib brand dan perusahaan yang dipertaruhkan . Oleh karena itu, desainer dan marketer , bermesaraanlah ! Berikut alasannya:
Pendesainan isi website
Pengunjung website harus memiliki pengalaman menyenangkan ketika mengunjungi website kita. Pengalaman menyenangkan tersebut berarti kemudahan dalam mengakses informasi saat mengunjung situs kita . Maka fase desainnya harus baik. Fase desain adalah bagaimana website bekerja dalam area kunci dari struktur website, navigasi, dan keamanan.
Spesifikasi dari pengembangan website mencakup hal – hal sebagai berikut :
- Struktur dari website .
Desain dari Struktur website harus ditentukan dari awal agar tidak terjadi pembuatan ulang yang menghabiskan waktu dan biaya . Metode papan cerita ( strotyboarding) bisa dipilih untuk mendesain struktur website . Hal ini bisa diselesaikan dengan memiliki satu diagram atau ’peta’ yang menggambarkan struktur dari website dan lembar lainnya yang menunjukkan tata letak dari halaman – halaman website secara satuan .
- Aliran , diatur oleh navigasi dan pilihan menu .
Hoffman dan Novak ( 1996 ) mengidentifikasi konsep ’aliran’ sebagai hal penting dalam memerintah reaksi pengguna pada sebuah website . Aliran secara esensial didefinisikan sebagai semudah apa pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan pindah dari halaman satu ke halaman lainnya yang berisikan konten berbeda pada sebuah website .
Aliran tidak sesederhana bergerak dari konten satu ke konten lainnya , ini juga memperhatikan semua interaksi , misalnya mengisi formulir tertentu . Dibutuhkan Navigasi . Navigasi adalah semudah apa untuk menemukan dan bergerak antara informasi yang berbeda pada sebuah website . Ini diarhkan oleh menu arrangement , struktur situs , dan tata letak dari halaman per halaman .
Ada tiga aspek penting pada website yang mudah untuk dinavigasi , yaitu : konsistensi ( lebih mudah bagi pengguna untuk melihat interface yang konsisten dari bagian – bagian website ) , kesederhanaan ( makin sedikit jumlah pilihan makin baik ) , dan konteks ( menggunakan Javascript ’rollovers’ , maka menu yang sudah dilihat akan berubah warna , sehingga pengunjung tidak bingung ) .
- Desain grafis dan identitas brand .
Tantangan yang dihadapi desainer grafis dalam membuat website : Kecepatan dalam mengunduh grafik , resolusi layar komputer , jumlah warnapada layar , tipe dari browser yang digunakan .
Website juga harus konsisten dengan identitas brand versi offline . Identitas brand online , harus sama dan mendukung yang offline . Bisa saja menggunakan brand yang berbeda antara online dan offline karena kesulitan dalam mengakses website akan merusak citra brand .
- Lokalisasi negara spesifik .
Desainer web harus menyediakan konten untuk tipe pengguna yang berbeda – beda dari tiap negara . Sebagai aksi nyata dari slogan ’ think globally , act locally ’ , katakanlah menjadi ’glocalisation’.
- Kualitas pelayanan dari bentuk online dan pesan e-mail .
-
pengembangan grafik dan teks
Fase pengembangan
Pengembangan adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan penciptaan dari sebuah website oleh programer . Ini termasuk menulis konten HTML , menciptakan grafik , dan menulis kode – kode perangkat lunak yang diperlukan seperti Javascript atau ActiveX .
Pengembangan website disarankan tidak dilakukan sampai analisis dan desain sudah selesai . Maka pengembangan yan akan dilakukan berdasarkan desain terbaik yang sudah disepakati , sehingga berbagai perubahan dapat dihindari . Walaupun , dalam pemakaian metode prototipe , pengembangan juga mengambil bagian bersama analisis dan desain , mencakup mendesain tata letak website ; elemen grafis ; navigasi ; atau stuktur menu.
Faktor - faktor kesuksesan dalam membangun website
Keberlangsungan sebuah website tidak hanya bergantung pada kemampuan pengembangnya . Ada satu metode untuk mengidentifikasi faktor – faktor sukses dari membuat sebuah website dengan belajar dari kesalahan – kesalahan proyek terdahulu .
Bicknell ( 1998 ) mengulas kesulitan – keesulitan dalam membuat website berdasarkan sebuah survey dari The Times 500 Prusahaan Top Eropa . Ukuran perusahaan yang besar berarti proyek yang ditangani juga beesar dan mencakup fasilitas e-commerce juga . Survey tersebut menunjukkan bahwa seperempat dari perusahaan – perusahaan tersebut membatalkan prroyek e-commerce mereka . Alasan – alasan dari kesalahan yang terjadi sebagai berikut :
- sedikitnya dukungan dari eksekutif sesungguhnya .
- kesalahan dalam mengidentiifikasi tujuan bisnis dari sistem .
- kurangnya komunikasi antara departemen pemasaran dan IT .
- terbatasnya pengetahuan teknikal dari pengembang sistem , baik dari in-house maupun perusahaan luar .
- kurangnya integrasi dari sistem e-commerce dan sistem lainnya .
Belajar dari kesalahan – kesalahan di atas , maka faktor – faktor sukses sebuah website yang disarankan adalah :
- dukungan manajemen untuk mempromosikan proyek di perusahaan .
- mendefinisikan secara jelas strategi dan tujuan website .
- manajemen proyek yang kuat untuk meyakinkan target – target yang dicanangkan dapat tercapai melalui perencanaan dan sumber daya proyek yang efektif .
- keahlian dan pengalaman yang memadai dari pengembang – pengembang proyek .
- kerjasama yang baik di antara bagian – bagian yang berbeda yang berhubungan dengan proyek dan sistem informasi terintegrasi dari area – area yang berbeda .
Pendesainan isi website
Pengunjung website harus memiliki pengalaman menyenangkan ketika mengunjungi website kita. Pengalaman menyenangkan tersebut berarti kemudahan dalam mengakses informasi saat mengunjung situs kita . Maka fase desainnya harus baik. Fase desain adalah bagaimana website bekerja dalam area kunci dari struktur website, navigasi, dan keamanan.
Spesifikasi dari pengembangan website mencakup hal – hal sebagai berikut :
- Struktur dari website .
Desain dari Struktur website harus ditentukan dari awal agar tidak terjadi pembuatan ulang yang menghabiskan waktu dan biaya . Metode papan cerita ( strotyboarding) bisa dipilih untuk mendesain struktur website . Hal ini bisa diselesaikan dengan memiliki satu diagram atau ’peta’ yang menggambarkan struktur dari website dan lembar lainnya yang menunjukkan tata letak dari halaman – halaman website secara satuan .
- Aliran , diatur oleh navigasi dan pilihan menu .
Hoffman dan Novak ( 1996 ) mengidentifikasi konsep ’aliran’ sebagai hal penting dalam memerintah reaksi pengguna pada sebuah website . Aliran secara esensial didefinisikan sebagai semudah apa pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan pindah dari halaman satu ke halaman lainnya yang berisikan konten berbeda pada sebuah website .
Aliran tidak sesederhana bergerak dari konten satu ke konten lainnya , ini juga memperhatikan semua interaksi , misalnya mengisi formulir tertentu . Dibutuhkan Navigasi . Navigasi adalah semudah apa untuk menemukan dan bergerak antara informasi yang berbeda pada sebuah website . Ini diarhkan oleh menu arrangement , struktur situs , dan tata letak dari halaman per halaman .
Ada tiga aspek penting pada website yang mudah untuk dinavigasi , yaitu : konsistensi ( lebih mudah bagi pengguna untuk melihat interface yang konsisten dari bagian – bagian website ) , kesederhanaan ( makin sedikit jumlah pilihan makin baik ) , dan konteks ( menggunakan Javascript ’rollovers’ , maka menu yang sudah dilihat akan berubah warna , sehingga pengunjung tidak bingung ) .
- Desain grafis dan identitas brand .
Tantangan yang dihadapi desainer grafis dalam membuat website : Kecepatan dalam mengunduh grafik , resolusi layar komputer , jumlah warnapada layar , tipe dari browser yang digunakan .
Website juga harus konsisten dengan identitas brand versi offline . Identitas brand online , harus sama dan mendukung yang offline . Bisa saja menggunakan brand yang berbeda antara online dan offline karena kesulitan dalam mengakses website akan merusak citra brand .
- Lokalisasi negara spesifik .
Desainer web harus menyediakan konten untuk tipe pengguna yang berbeda – beda dari tiap negara . Sebagai aksi nyata dari slogan ’ think globally , act locally ’ , katakanlah menjadi ’glocalisation’.
- Kualitas pelayanan dari bentuk online dan pesan e-mail .
-
pengembangan grafik dan teks
Fase pengembangan
Pengembangan adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan penciptaan dari sebuah website oleh programer . Ini termasuk menulis konten HTML , menciptakan grafik , dan menulis kode – kode perangkat lunak yang diperlukan seperti Javascript atau ActiveX .
Pengembangan website disarankan tidak dilakukan sampai analisis dan desain sudah selesai . Maka pengembangan yan akan dilakukan berdasarkan desain terbaik yang sudah disepakati , sehingga berbagai perubahan dapat dihindari . Walaupun , dalam pemakaian metode prototipe , pengembangan juga mengambil bagian bersama analisis dan desain , mencakup mendesain tata letak website ; elemen grafis ; navigasi ; atau stuktur menu.
Faktor - faktor kesuksesan dalam membangun website
Keberlangsungan sebuah website tidak hanya bergantung pada kemampuan pengembangnya . Ada satu metode untuk mengidentifikasi faktor – faktor sukses dari membuat sebuah website dengan belajar dari kesalahan – kesalahan proyek terdahulu .
Bicknell ( 1998 ) mengulas kesulitan – keesulitan dalam membuat website berdasarkan sebuah survey dari The Times 500 Prusahaan Top Eropa . Ukuran perusahaan yang besar berarti proyek yang ditangani juga beesar dan mencakup fasilitas e-commerce juga . Survey tersebut menunjukkan bahwa seperempat dari perusahaan – perusahaan tersebut membatalkan prroyek e-commerce mereka . Alasan – alasan dari kesalahan yang terjadi sebagai berikut :
- sedikitnya dukungan dari eksekutif sesungguhnya .
- kesalahan dalam mengidentiifikasi tujuan bisnis dari sistem .
- kurangnya komunikasi antara departemen pemasaran dan IT .
- terbatasnya pengetahuan teknikal dari pengembang sistem , baik dari in-house maupun perusahaan luar .
- kurangnya integrasi dari sistem e-commerce dan sistem lainnya .
Belajar dari kesalahan – kesalahan di atas , maka faktor – faktor sukses sebuah website yang disarankan adalah :
- dukungan manajemen untuk mempromosikan proyek di perusahaan .
- mendefinisikan secara jelas strategi dan tujuan website .
- manajemen proyek yang kuat untuk meyakinkan target – target yang dicanangkan dapat tercapai melalui perencanaan dan sumber daya proyek yang efektif .
- keahlian dan pengalaman yang memadai dari pengembang – pengembang proyek .
- kerjasama yang baik di antara bagian – bagian yang berbeda yang berhubungan dengan proyek dan sistem informasi terintegrasi dari area – area yang berbeda .
Kamis, 04 Maret 2010
Website, Senjata Ampuh Marketer
Perencanaan pengembangan website
Kesalahan dalam membuat webite pertama kali adalah membuatnya tanpa rencana masa depan yang berkelanjutan. Perencanaan sangat penting, desain harus sudah jadi sebelum website dibuat karena desain dibuat sesuai kebutuhan akan informasi apa yang akan disampaikan pada end user. Sehingga dapat dihindari pembuatan ulang dari website atau revisi-revisi yang tidak perlu.
Web site prototyping
Prototipe adalah versi inisial dari website yang emnegandung fitur-fitur dasar dan stuktur dari website, tapi tanpa semua kontennya. Idenya adalah bahwa tim pengembang website dan staf pemasaran bisa meriview dan berkomentar pada prototipe dan setelahnya perubahan bisa terjadi sesuai komentar-komentar dari internal perusahaan. Selagi masa pembentukan prototipe ini, website hanya bisa dilihat oleh internal perusahaan saja, sebagai bentuk tes lingkungan.
Tahap-tahap dalam pembeentukan prrototipe website:
1. Analisis, Memahami apa yang dibutuuhkan khalayak dan bisnis pada website tersebut, didefinisikan oleh strategi bisnis dan permasaran.
2. Desain. Mengkhususkan fitur-fitur berbeda dari website yang bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna dan juga bisnis berdasarkan hasil analisis.
3. Pengembangan. Mengkreasi halaman web dan konten dinamis dari website.
4. Testing and review. Pengecekan struktur diarahkan untuk menyakinkan bahwa aspek-aspek yang berbeda dari website memenuhi kebutuhan dan bekerja dengan baik.
Demikianlah empat tahap dalam membuat prototipe website, tapii bisa juga ada tahap tambahan yang terjadi pada awal dan akhir proyek.
Pendekatan prototipe ini memiliki berbagai keunggulan seebagai berikut:
1. Mencegah kesalahan pada desain utama dan fungsi yang bisa terjadi selama menkonstruksi website. Kesalahan seperti itu bisa menelan biaya dan waktu, selain itu juga bisa merusak citra merek. Maka, alangkah baiknnya jika diketahu dari awal.
2. Memenuhi tanggung jawab pemasar dan khalayak potensial pada websitte dengan secara proaktif membentuk website. Maka, hasil akhir dari website bisa makin mendekati pemenuhan kebutuhan pengguna.
3. Pendekatan berulang-ulang ini cenderung cepat, sehingga website bisa dibuat dalam periode bulanan atau mingguan.
Saat menggunakan pendekatan prototipe untuk website, perusahaan harus memutuskan implementasi dari versi lengkap website sebelum membuat ini tersedia untuk target khalayaknya atau membuat verssi terbatas dari website tersebut. Jika website butuh ditampilkan dalam waktu cepat, maka pilihan kedualah yang dipakai. Keuntungannya antara lain karena umpan balik dari pengguna dan internal perusahaan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi versi selanjutnya. Beberapa perusahaan , bagaimanapun, akan memilih keamanan pilihan pertama. Website bisa direvisi dan diuji pasar sebelum tersedia sentuhan profesional dan versi lengkapnya ada. Tapi pendekatan ini kurang disukai karena bisa merusak citra merek atau perusahaan.
Awal proyek website
Sebelum analisis, desain, dan kreasi website, semua proyek utama akan melalui fase inisial , yaitu saat tujuan dari website dikaji ulang untuk mengevaluasi dan memperkirakan apakah ini berguna berinventasi di website, dan untuk memutuskan jumlah untuk diinvestasikan. Ini mencakup struktur pendukung untuk proyek yang meyakinkan :
1. adanya komitmen staf dan menejemen pada proyek
2. adanya tujuan yang jelas
3. biaya dan keuntungan dievaluasi apakah tujuan dari investasi website terjadi.
4. apakah proyek akan mengikuti stuktur yang telah dibuat, dengan kewajiban yang jelas untuk aspek-aspek berbeda seperti manajemen proyek, analisis, promosi dan perawatan
5. Fase implementasi akan meyakinkan aspek penting dari proyek seperti pengujian dan promosi benar-benar efektif dan efisien
Pendaftaran nama domain
Sangat penting untuk mendaftarkan nama baru domain jika akan meluncurkan website baru atau kampanye promosi yang menggunakan identitas merek. Konsep dari nama domain biasanya mengacu pada alamat web atau URL. Nama domain didaftarkan menggunakan ISP atau langsung pada satu nama pelayanan domain, seperti:
1. InterNIC (www.internic.net) . Pendaftaran untuk domain dengan .com , .org , .net .
2. Nominet (www.nominet.org.uk) Pendaftaran untuk domain dengan .co.uk . Setiap nama domain dengan negara spesifik seperti .co.id (Indonesia) memiliki otoritas domainnya sendiri.
3. Nomination (www.nomination.uk.com) sebuah pelayanan peendaftaran nama domain alternatif umtuk wilayah United kingdom.
Gunakan petunjuk ini saat mendaftarkan nama domain:
1. Daftarkan nama domain sedini mungkin. Ini penting karena ada hukum yang mengatur bahwa hanya yang pertama mendaftarkan nama domain tersebutlah yang berhak untuk memakainya.
2. Mendaftarkan banyak nama domain, misalnya www.indonesiajaya.com dan www.indonesiajaya.co.id untuk membantu khalayak potensial untuk menemukan website kita.
3. Gunakan nama merek non-perusahaan yang potensial untuk membantu mempromosikan produk.
4. Hindari menaruh website kita pada server ISP yang menggunakan nama ISP tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada refleksi kredibilitas perusahaan, seolah perusahaan tersebut sangat kecil hingga tidak sanggup membuat website dengan nama sendiri.
Memilih rekan yang tepat sebagai tuan rumah konten
Pemilihan rekan yang tepat untuk mengatur konten website merupakan keputusan yang penting karena kualitas dari pelayanan yang ditawarkan berpengaruh secara langsung pada kualitas yang akan diterima pengguna atau konsumen. Tuan rumah konten biasanya juga menjadi ISP (Internet Service Provider) pada mayoritas perusahaan kecil dan menengah, tapi untuk perusahaan yang lebih besar web server yang digunakan untuk menjadi tuan rumah konten bisa dari internal perusahaan atau departemen IT perusahaan.
Kualitas layanan dari konten tuan rumah bergantung pada dua faktor : 1. 1. penampilan dari Website
Ukuran penting dalam mengukur penampilan website adalah kecepatannya berpindah halaman ketika pengguna meng-klik hyperlink yang tersedia.Lamanya waktu yang dibutuhkan bergantung pada beberapa faktor yang kadang tidak bisa dokontrol ( misalnya jumlah pengguna yang mengakses) tapi biasanya adalah masalah bandwith dari koneksi ISP ke internet dan juga perangkat lunak dan keras komputernya.
Bandwith memberikan indikasi kecepatan saat data dapat ditransfer dari web server melalui medium seperti kabel jaringan. Singkat kata, bandwith bisa dikatakan ukuran pipa tempat informasi mengalir. Makin tinggi bandwith, makin lebar diameter pipa, dan makin cepat informasi dikirim kepada pengguna. Bandwith diukur dalam bit per detik, di mana satu karakter atau digit seperti angka ’1’ sama dengan 8 bit. Jadi, sebuah modem yang beroperasi pada 28.880 bit per detik (28,8 Kbps) akan mengirim informasi sebanyak 3610 karakter per detik (28.800/8) . Saat menyeleksi ISP , sangat penting untuk mengetahui hubungan kecepatan antara ISP dengan internet. Pilihannya bisa saja:
- ISDN – dari 56 Kbps sampai 128 Kbps
- Frame Relay – dari 56 Kbps sampai T1(1.55 Mbps)
- Dedicated Point-to-point – dari 56 Kbps sampai T3 (45 Mbps): tersambung pada tulang punggung internet.
Beberapa ISP tidak terkoneksi secara langsung pada tulang punggung internet dan terhubung padanya lewat provider lain. Pelayanan mereka bisa lebih lambat dari server yang secara langsung terkoneksi dengan tulang punggung internet utama karena internet harus ‘melompati ‘ beberapa hubungan jaringan berbeda.
Kecepatan dari website juga dipengaruhi oleh kecepatan respon terhadap permintaan dari pengguna untuk mencari informasi. Hal ini akan bergantung pada kecepatan dari mesin server pada tuan rumah website dan seberapa cepat server memproses informasi. Jika hanya sejumlah kecil pengguna yang mengakses informasi pada server, maka tidak akan ada penundaan saat membuka halaman. Jika ribuan pengguna meminta informasi pada waktu yang sama, bisa terjadi penundaan.
2. ketersediaan
Ketersediaan website adalah sebuah indikasi semudah apa pengguna bisa teerhubung dengan website. Kadang-kadang, kesalahan teknis seperti kerusakan pada perangkat keras atau kebaruan perangkat lunak memuat pengguann tidak bisa mengakses website.
3. Pihak yang terlibat dalam proyek
Kesuksesan website sangat bergantung pada jangkauan orang-orang yang terkait dalam pengembangannya dan seberapa baik kerjasama kelompoknya.
- Sponsor situs. Senior manager yangsecara efektif membayar untuk sistem. Mereka akan mengerti keuntungan strategis dari sistem dan akan menyetel website untuk menjadi sukses sebagaimana tujuan yang hendak dicapai.
- Pemilik situs. Kepemilikan biasanya dimiliki oleh manager pemasaran yang akan mengawasi situs pada perusahaan besar.
- Manager proyek. Berkewajiban untuk merencanakan dan mengkoordinasikan protek website. Dia akan menyelaraskan proyek dengan budget dan waktu yang direncanakan diawal proyek dan juga memastikan website akan memberikan keuntungan pada perusahaan dan konsumennya. Pada perusahaan kecil, manager proyek sama dengan pemilik website.
- Desainer situs. Dialah yang melihat dan merasakan tata letak website dan bagaimana nilai perusahaan dikirim melalui website.
- Pengembang konten. Dia akan menulis kopi untuk website dan merubahnnya pada bentuk yang sesuai dengan website.
- Webmaster. Memiliki peran teknis, berkewajiban memastikan kualitas website. Mencapai ketersediaan, kecepatan, hubungan yang bekerja antara halaman dengan batabase perusahaan. Pada perushaaan kecil, webmaster jjuga merangkap peran desain grafis dan pengembang konten.
- Pemangku kepentingan. Pengaruh websote pada anggota lain pada organisasi tidak bisa dikesampingkan.
Analisis untuk pengembangan website
Analisis termasuk menggunakan teknik riset pemasaran yang berbeda untuk menemukan metode terbaik dalam mendesain dan mengimplementasikan website. Tidak akan sekali jadi, tapi harus berulang-ulang untuk setiap prototipe. Walaupun analisis dan desain adalah aktivitas yang terpisah, mereka juga bisa bertemu. Dalam analisis, kita mencari jawaban atas pertanyaan berikut:
-khalayak kunsi untuk website?
-seperti apa harusnya konten untuk website?
-kemampuan pelayanan konsumen yang mana yang akan disuguhkan pada konsumen?
-bagaimana website akan distruktur?
-bagaimana navigasi sekitar website terjadi?
Pertanyaan di atas tidak akan dijawab pada hubungan struktur website dengan navigasi sampai kita melihat pada desain situs dan mengizinkan alternatif berbeda.
Fase analisis mengacu pada identifikasi dari ketentuan pada website. Teknik untuk mencapainya bisa mencakup fokus grup, kuesioner yang dikirim pada konsumen atau wawancara pada akun kunci.
Metode untuk menemukan kebutuhan konsumen
Menurut Lewis dan Lewis (1997) mengidentifikasi tipe-tipe perilaku yang berbeda seperti pencari informasi langsung dan pencari informasi tidak langsung (browsers). Untuk kelompok pertama, fasilitas pencarian pada website akan berguna, dan pendekatan lebih tidak formal untuk para browsers. Ini juga berguna mengingat konsumen akan berada pada tingkat yang berbeda dalam mengadopsi website. Juga penting untuk mengetahui bagaimana konten dan desain website akan bertemu dengan kebutuhan konsumen pada tingkat yang berbeda pada siklus pembelian.
Metode-metode untuk mendefinisikan kebutuhan pengguna website juga terpengaruh apakah website tersebut untuk business-to-business (B2B) atau untuk khalayak konsumen. Singkatnya, fokus grup akan lebih efektif digunakan pada website untuk khalayak konsumen, dengan banyak konsumen untuk membeli low-value products. Untuk website B2B di manna perusahaan menjual produk bernilai tinggi pada konsumen yang lebih terseleksi, lebih baik untuk berbicara langsung pada mereka dan menemukan apa kebutuhan mereka sebenarnya. Metode juga bisa digunakan melalui kanal distribusi. Berikut metode untuk mengetahui kebutuhan konsumen:
-Wawancara dengan staf pemasaran
Saat website dibuat oleh pemasaran eksternal atau agensi desain, titik awal mereka dimulai dari wawaancara informal dengan pemasaran atau account manager.
-Kuesioner untuk perusahaan
Saat perusahaan membangun website, ia memiliki jumlahkonsumen yang terbatas, mengirim kuesioner kepada konsumen perusahaan merupakan pilihan yang baik.
-Wawancara informal dengan orang kunci
Mengoleksi informasi dari pihak-pihak yang berhubungan lansung dengan konsumen.
-Focus Groups
-Me-review website kompetitor
Sumber:
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing:
Strategy, Implementation and Practice, First Published, London:Prentice-Hall, Inc. bab
4, hal: 86-115
Musser, John., Tim O’Really. (2006). Web 2.0 Principles and Best Practices. O’Reilly
Radar
Kesalahan dalam membuat webite pertama kali adalah membuatnya tanpa rencana masa depan yang berkelanjutan. Perencanaan sangat penting, desain harus sudah jadi sebelum website dibuat karena desain dibuat sesuai kebutuhan akan informasi apa yang akan disampaikan pada end user. Sehingga dapat dihindari pembuatan ulang dari website atau revisi-revisi yang tidak perlu.
Web site prototyping
Prototipe adalah versi inisial dari website yang emnegandung fitur-fitur dasar dan stuktur dari website, tapi tanpa semua kontennya. Idenya adalah bahwa tim pengembang website dan staf pemasaran bisa meriview dan berkomentar pada prototipe dan setelahnya perubahan bisa terjadi sesuai komentar-komentar dari internal perusahaan. Selagi masa pembentukan prototipe ini, website hanya bisa dilihat oleh internal perusahaan saja, sebagai bentuk tes lingkungan.
Tahap-tahap dalam pembeentukan prrototipe website:
1. Analisis, Memahami apa yang dibutuuhkan khalayak dan bisnis pada website tersebut, didefinisikan oleh strategi bisnis dan permasaran.
2. Desain. Mengkhususkan fitur-fitur berbeda dari website yang bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna dan juga bisnis berdasarkan hasil analisis.
3. Pengembangan. Mengkreasi halaman web dan konten dinamis dari website.
4. Testing and review. Pengecekan struktur diarahkan untuk menyakinkan bahwa aspek-aspek yang berbeda dari website memenuhi kebutuhan dan bekerja dengan baik.
Demikianlah empat tahap dalam membuat prototipe website, tapii bisa juga ada tahap tambahan yang terjadi pada awal dan akhir proyek.
Pendekatan prototipe ini memiliki berbagai keunggulan seebagai berikut:
1. Mencegah kesalahan pada desain utama dan fungsi yang bisa terjadi selama menkonstruksi website. Kesalahan seperti itu bisa menelan biaya dan waktu, selain itu juga bisa merusak citra merek. Maka, alangkah baiknnya jika diketahu dari awal.
2. Memenuhi tanggung jawab pemasar dan khalayak potensial pada websitte dengan secara proaktif membentuk website. Maka, hasil akhir dari website bisa makin mendekati pemenuhan kebutuhan pengguna.
3. Pendekatan berulang-ulang ini cenderung cepat, sehingga website bisa dibuat dalam periode bulanan atau mingguan.
Saat menggunakan pendekatan prototipe untuk website, perusahaan harus memutuskan implementasi dari versi lengkap website sebelum membuat ini tersedia untuk target khalayaknya atau membuat verssi terbatas dari website tersebut. Jika website butuh ditampilkan dalam waktu cepat, maka pilihan kedualah yang dipakai. Keuntungannya antara lain karena umpan balik dari pengguna dan internal perusahaan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi versi selanjutnya. Beberapa perusahaan , bagaimanapun, akan memilih keamanan pilihan pertama. Website bisa direvisi dan diuji pasar sebelum tersedia sentuhan profesional dan versi lengkapnya ada. Tapi pendekatan ini kurang disukai karena bisa merusak citra merek atau perusahaan.
Awal proyek website
Sebelum analisis, desain, dan kreasi website, semua proyek utama akan melalui fase inisial , yaitu saat tujuan dari website dikaji ulang untuk mengevaluasi dan memperkirakan apakah ini berguna berinventasi di website, dan untuk memutuskan jumlah untuk diinvestasikan. Ini mencakup struktur pendukung untuk proyek yang meyakinkan :
1. adanya komitmen staf dan menejemen pada proyek
2. adanya tujuan yang jelas
3. biaya dan keuntungan dievaluasi apakah tujuan dari investasi website terjadi.
4. apakah proyek akan mengikuti stuktur yang telah dibuat, dengan kewajiban yang jelas untuk aspek-aspek berbeda seperti manajemen proyek, analisis, promosi dan perawatan
5. Fase implementasi akan meyakinkan aspek penting dari proyek seperti pengujian dan promosi benar-benar efektif dan efisien
Pendaftaran nama domain
Sangat penting untuk mendaftarkan nama baru domain jika akan meluncurkan website baru atau kampanye promosi yang menggunakan identitas merek. Konsep dari nama domain biasanya mengacu pada alamat web atau URL. Nama domain didaftarkan menggunakan ISP atau langsung pada satu nama pelayanan domain, seperti:
1. InterNIC (www.internic.net) . Pendaftaran untuk domain dengan .com , .org , .net .
2. Nominet (www.nominet.org.uk) Pendaftaran untuk domain dengan .co.uk . Setiap nama domain dengan negara spesifik seperti .co.id (Indonesia) memiliki otoritas domainnya sendiri.
3. Nomination (www.nomination.uk.com) sebuah pelayanan peendaftaran nama domain alternatif umtuk wilayah United kingdom.
Gunakan petunjuk ini saat mendaftarkan nama domain:
1. Daftarkan nama domain sedini mungkin. Ini penting karena ada hukum yang mengatur bahwa hanya yang pertama mendaftarkan nama domain tersebutlah yang berhak untuk memakainya.
2. Mendaftarkan banyak nama domain, misalnya www.indonesiajaya.com dan www.indonesiajaya.co.id untuk membantu khalayak potensial untuk menemukan website kita.
3. Gunakan nama merek non-perusahaan yang potensial untuk membantu mempromosikan produk.
4. Hindari menaruh website kita pada server ISP yang menggunakan nama ISP tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada refleksi kredibilitas perusahaan, seolah perusahaan tersebut sangat kecil hingga tidak sanggup membuat website dengan nama sendiri.
Memilih rekan yang tepat sebagai tuan rumah konten
Pemilihan rekan yang tepat untuk mengatur konten website merupakan keputusan yang penting karena kualitas dari pelayanan yang ditawarkan berpengaruh secara langsung pada kualitas yang akan diterima pengguna atau konsumen. Tuan rumah konten biasanya juga menjadi ISP (Internet Service Provider) pada mayoritas perusahaan kecil dan menengah, tapi untuk perusahaan yang lebih besar web server yang digunakan untuk menjadi tuan rumah konten bisa dari internal perusahaan atau departemen IT perusahaan.
Kualitas layanan dari konten tuan rumah bergantung pada dua faktor : 1. 1. penampilan dari Website
Ukuran penting dalam mengukur penampilan website adalah kecepatannya berpindah halaman ketika pengguna meng-klik hyperlink yang tersedia.Lamanya waktu yang dibutuhkan bergantung pada beberapa faktor yang kadang tidak bisa dokontrol ( misalnya jumlah pengguna yang mengakses) tapi biasanya adalah masalah bandwith dari koneksi ISP ke internet dan juga perangkat lunak dan keras komputernya.
Bandwith memberikan indikasi kecepatan saat data dapat ditransfer dari web server melalui medium seperti kabel jaringan. Singkat kata, bandwith bisa dikatakan ukuran pipa tempat informasi mengalir. Makin tinggi bandwith, makin lebar diameter pipa, dan makin cepat informasi dikirim kepada pengguna. Bandwith diukur dalam bit per detik, di mana satu karakter atau digit seperti angka ’1’ sama dengan 8 bit. Jadi, sebuah modem yang beroperasi pada 28.880 bit per detik (28,8 Kbps) akan mengirim informasi sebanyak 3610 karakter per detik (28.800/8) . Saat menyeleksi ISP , sangat penting untuk mengetahui hubungan kecepatan antara ISP dengan internet. Pilihannya bisa saja:
- ISDN – dari 56 Kbps sampai 128 Kbps
- Frame Relay – dari 56 Kbps sampai T1(1.55 Mbps)
- Dedicated Point-to-point – dari 56 Kbps sampai T3 (45 Mbps): tersambung pada tulang punggung internet.
Beberapa ISP tidak terkoneksi secara langsung pada tulang punggung internet dan terhubung padanya lewat provider lain. Pelayanan mereka bisa lebih lambat dari server yang secara langsung terkoneksi dengan tulang punggung internet utama karena internet harus ‘melompati ‘ beberapa hubungan jaringan berbeda.
Kecepatan dari website juga dipengaruhi oleh kecepatan respon terhadap permintaan dari pengguna untuk mencari informasi. Hal ini akan bergantung pada kecepatan dari mesin server pada tuan rumah website dan seberapa cepat server memproses informasi. Jika hanya sejumlah kecil pengguna yang mengakses informasi pada server, maka tidak akan ada penundaan saat membuka halaman. Jika ribuan pengguna meminta informasi pada waktu yang sama, bisa terjadi penundaan.
2. ketersediaan
Ketersediaan website adalah sebuah indikasi semudah apa pengguna bisa teerhubung dengan website. Kadang-kadang, kesalahan teknis seperti kerusakan pada perangkat keras atau kebaruan perangkat lunak memuat pengguann tidak bisa mengakses website.
3. Pihak yang terlibat dalam proyek
Kesuksesan website sangat bergantung pada jangkauan orang-orang yang terkait dalam pengembangannya dan seberapa baik kerjasama kelompoknya.
- Sponsor situs. Senior manager yangsecara efektif membayar untuk sistem. Mereka akan mengerti keuntungan strategis dari sistem dan akan menyetel website untuk menjadi sukses sebagaimana tujuan yang hendak dicapai.
- Pemilik situs. Kepemilikan biasanya dimiliki oleh manager pemasaran yang akan mengawasi situs pada perusahaan besar.
- Manager proyek. Berkewajiban untuk merencanakan dan mengkoordinasikan protek website. Dia akan menyelaraskan proyek dengan budget dan waktu yang direncanakan diawal proyek dan juga memastikan website akan memberikan keuntungan pada perusahaan dan konsumennya. Pada perusahaan kecil, manager proyek sama dengan pemilik website.
- Desainer situs. Dialah yang melihat dan merasakan tata letak website dan bagaimana nilai perusahaan dikirim melalui website.
- Pengembang konten. Dia akan menulis kopi untuk website dan merubahnnya pada bentuk yang sesuai dengan website.
- Webmaster. Memiliki peran teknis, berkewajiban memastikan kualitas website. Mencapai ketersediaan, kecepatan, hubungan yang bekerja antara halaman dengan batabase perusahaan. Pada perushaaan kecil, webmaster jjuga merangkap peran desain grafis dan pengembang konten.
- Pemangku kepentingan. Pengaruh websote pada anggota lain pada organisasi tidak bisa dikesampingkan.
Analisis untuk pengembangan website
Analisis termasuk menggunakan teknik riset pemasaran yang berbeda untuk menemukan metode terbaik dalam mendesain dan mengimplementasikan website. Tidak akan sekali jadi, tapi harus berulang-ulang untuk setiap prototipe. Walaupun analisis dan desain adalah aktivitas yang terpisah, mereka juga bisa bertemu. Dalam analisis, kita mencari jawaban atas pertanyaan berikut:
-khalayak kunsi untuk website?
-seperti apa harusnya konten untuk website?
-kemampuan pelayanan konsumen yang mana yang akan disuguhkan pada konsumen?
-bagaimana website akan distruktur?
-bagaimana navigasi sekitar website terjadi?
Pertanyaan di atas tidak akan dijawab pada hubungan struktur website dengan navigasi sampai kita melihat pada desain situs dan mengizinkan alternatif berbeda.
Fase analisis mengacu pada identifikasi dari ketentuan pada website. Teknik untuk mencapainya bisa mencakup fokus grup, kuesioner yang dikirim pada konsumen atau wawancara pada akun kunci.
Metode untuk menemukan kebutuhan konsumen
Menurut Lewis dan Lewis (1997) mengidentifikasi tipe-tipe perilaku yang berbeda seperti pencari informasi langsung dan pencari informasi tidak langsung (browsers). Untuk kelompok pertama, fasilitas pencarian pada website akan berguna, dan pendekatan lebih tidak formal untuk para browsers. Ini juga berguna mengingat konsumen akan berada pada tingkat yang berbeda dalam mengadopsi website. Juga penting untuk mengetahui bagaimana konten dan desain website akan bertemu dengan kebutuhan konsumen pada tingkat yang berbeda pada siklus pembelian.
Metode-metode untuk mendefinisikan kebutuhan pengguna website juga terpengaruh apakah website tersebut untuk business-to-business (B2B) atau untuk khalayak konsumen. Singkatnya, fokus grup akan lebih efektif digunakan pada website untuk khalayak konsumen, dengan banyak konsumen untuk membeli low-value products. Untuk website B2B di manna perusahaan menjual produk bernilai tinggi pada konsumen yang lebih terseleksi, lebih baik untuk berbicara langsung pada mereka dan menemukan apa kebutuhan mereka sebenarnya. Metode juga bisa digunakan melalui kanal distribusi. Berikut metode untuk mengetahui kebutuhan konsumen:
-Wawancara dengan staf pemasaran
Saat website dibuat oleh pemasaran eksternal atau agensi desain, titik awal mereka dimulai dari wawaancara informal dengan pemasaran atau account manager.
-Kuesioner untuk perusahaan
Saat perusahaan membangun website, ia memiliki jumlahkonsumen yang terbatas, mengirim kuesioner kepada konsumen perusahaan merupakan pilihan yang baik.
-Wawancara informal dengan orang kunci
Mengoleksi informasi dari pihak-pihak yang berhubungan lansung dengan konsumen.
-Focus Groups
-Me-review website kompetitor
Sumber:
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing:
Strategy, Implementation and Practice, First Published, London:Prentice-Hall, Inc. bab
4, hal: 86-115
Musser, John., Tim O’Really. (2006). Web 2.0 Principles and Best Practices. O’Reilly
Radar
Langganan:
Postingan (Atom)