Senin, 15 Maret 2010

Konsep-konsep Pemasaran Interaktif

Trend Pemasaran Interaktif

Impian para marketer untuk bisa membangun hubungan dengan konsumen secara individual akhirnya terwujud akibat adanya teknologi. Marketer bisa tahu segala data tentang konsumen tersebut, mulai dari karakter demografis mereka , sampai produk jenis apa yang mereka konsumsi. Semua itu tercantum dalam database. Database tersebut sangat membantu kinerja para marketer, tapi tentu saja tetap memiliki sisi gelap yang kerap menimbulkan perdebatan, yaitu antara kepentingan pemasaran dan privasi konsumen/ pelanggan.
Terlepas dari perdebatan tersebut, jelas sudah bahwa database terbukti membantu kegiatan pemasaran. Kini, pemasaran bisa menjadi lebih interaktif. Jika dulu lebih banyak mengandalkan media siar agar tercipta kontak antara konsumen dengan produk kita, saat ini tren yang terjadi adalah pemasaran interaktif makin berjaya. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan dengan melakukan media siar, kini bisa ditanggulangi dengan melakukan pemasaran interaktif. Antara lain sebagai berikut: pemasaran interaktif bisa membuat marketer dapat mengkalkulasi nilai ekuitas brand, membangun dan mengatur dialog dengan pelanggan, mempengaruhi database untuk kesempatan ekonomis, membantu kampanye-kampanye pemasaran terpadu, dan lainnya.

Konsep Utama Internet Marketing


Internet merupakan medium komunikaasi baru. Oleh karenanya tentu saja, terdapat perbedaan antara interrnet dengan medium komunikasi konvensional. Pada internet, konsumenlah yang aktif mencari informasi, jadi mereka tidak lagi menjadi pihak yang pasif. Interaksi antara marketer dan konsumen menjadi semakin mudah dengan fasilitas internet. Komunikasi potensial yang terjadi lewat medium internet adalah one-to-one dan many-to-many daripada one-to-many seperti pada medium konvensional. Medium baru ini juga mengubah bentuk komunikasi pemasaran standar misalnya periklanan dan juga mengubah kanal distribusi dan pasar oleh media digital.
Pengguna internet juga memiliki perbedaan demografis dengan pengguna medium konvensional. Misalnya di Indonesia, pengguna internet tebtu saja hanyalah orang-orang yang memiliki akses terhadapnya. Kalangan akademis, pekerja kantoran juga menyumbang cukup banyak dari total persen pengguna internet di Indonesia. Tentu saja ini berbeda dengan media konvensional seperti televisi dan radio yang bisa dinikmati oleh siapa saja secara gratis.
Aspek budaya dari penggunaan internet juga memiliki perbedaan dari medium konvensional. Bickerton telah mengelompokkan berbagai tipe pengguna internet berdasarkan gaya hidupnya yang penting untuk diketahui para marketer, antara lain sebagai berikut:
Techno-luster: memfokuskan diri pada budaya dan teknologi.
Academic buffs
Techno-boffins: mirip dengan techno-cluster, tapi lebih menggunakan teknologi sebagai kepentingan bisnis.
Get ahead: menggunakan internet sebagi aksesori gaya hidup.
Hobbyists: orang dengan hobi tertentu yang menggunakan internet dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan atau membeli produk yang mendukung hobi mereka.
Knowledge traders: pengguna internet yang berorientasi bisnis dan menggunakan internet untuk memperoleh berita dan informasi untuk bisnisnya.
Business bods
Home users
Selain dari sisi demografis dan budaya penggunanya, internet juga menyuguhkan pasar yang berbeda kepada marketer. Sekarang tidak perlu menjadi perusahaan multinasional untuk bisa menjual produk lintas negara, karena dengan internet hal tersebut bisa dengan mudah terjadi. Tapi tentu saja perusahaan harus melakukan berbagai penyesuaian pada website mereka, misalnya penyesuaian dalam hal bahasa; karakter budaya dan bagaiman hal itu mempengaruhi pembelian; perbedaan hukum dan pajak.
Berbicara tentang pemasaran, tentu berarti berbicara tentang 4 P (product, price, place, promotion) yang kemudian ditambahkan dua elemen lagi menjadi 6 P yaitu people dan processes. Internet juga berhubungan dengan setiap elemen dari pemasaran tersebut, berikut penjelasannya:
Product: keistimewaan produk bisa bervariasi, ini disebabkan pelayanan terhadap konsumen dan nilai brand bisa ditingkatkan misalnya lewat informasi produk terbaru via internet yang bisa terus diperbarui dan proses berlangganan yang lebih mudah.
Price: karena produk bisa dipajang di internet, tentu saja ini mengurangi biaya angkut yang berakibat pada semakin rendahnya harga barang tersebut.
Place: dengan electronic commerce, internet menawarkan saluran distribusi baru.
People: sering digunakan untuk membantu dalam merekrut karyawan, dan juga melakukan kontak langsung dengan konsumen.
Processes: interneet harus didukung dengan proses pemasaran lain seperti telemarketing , dan direct marketing agar berhasil.
Internet juga sangat mendukung komunikasi pemasaran, mulai dari penyampaian pesan personal maupun impersonal, mendukung kampanye periklanan hingga memfasilitasi pembelian, dan lainnya.
Keberhasilan pemasaran interaktif berbasis internet juga sangat dipengaruhi oleh desain web-nya. Desain web yang sukses diformulasikan menjadi 6 Cs ( capture, content, community, commerce, customer orientation, dan credibility).
Strategi dan Taktik Berfokus Pada Konsumen
Saat ini, masing-masing perusahaan harus beradu kecepatan dan ketepatan dalam merencanakan strategi pemasaran produknya. Perlu digarisbawahi bahwa strategi yang dilakukan harus berorientasi pada kepentingan dan kepuasan konsumen. Ada tiga aturan sederhana yang kira-kira bisa membantu marketer dalam membangun hubungan dengan konsumen lewat teknologi interaktif:
1. Tetapkan pemasaran interaktif kepada strategi yang lebih besar yang secara kontinu bisa menciptakan keuntungan-keuntungan baru jika menjadi pelanggan perusahaan kita.
2. Pertahankan keseimbangan antara tujuan pemasaran perusahaan dengan tujuan dan kebutuhan belanja konsumen.
3. Temukan cara agar setiap teknologi berbasis program bisa memberikan kita banyak keuntungan sekaligus.

Sumber:
Blattberg, Robert C., Deighton John. (1991). Interactive Marketing: Exploiting the Age of Addressability. Sloan Management Review.

Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice, First Published, London: Prentice-Hall, Inc.

Chaffey, D & Smith, PR. (2008). E-Marketing : Excellence , Burlington, MA: Elsevier Butterworth-Heineman, Bab I, Hal 1-47


Cross, Richard& Smith, Janet. (1996). Customer-Focused Strategies and tactics: Interactive Marketing: The Future Present (NTC Business Book), American Marketing Association, Bab 1, Hal: 5-27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar