Perencanaan pengembangan website
Kesalahan dalam membuat webite pertama kali adalah membuatnya tanpa rencana masa depan yang berkelanjutan. Perencanaan sangat penting, desain harus sudah jadi sebelum website dibuat karena desain dibuat sesuai kebutuhan akan informasi apa yang akan disampaikan pada end user. Sehingga dapat dihindari pembuatan ulang dari website atau revisi-revisi yang tidak perlu.
Web site prototyping
Prototipe adalah versi inisial dari website yang emnegandung fitur-fitur dasar dan stuktur dari website, tapi tanpa semua kontennya. Idenya adalah bahwa tim pengembang website dan staf pemasaran bisa meriview dan berkomentar pada prototipe dan setelahnya perubahan bisa terjadi sesuai komentar-komentar dari internal perusahaan. Selagi masa pembentukan prototipe ini, website hanya bisa dilihat oleh internal perusahaan saja, sebagai bentuk tes lingkungan.
Tahap-tahap dalam pembeentukan prrototipe website:
1. Analisis, Memahami apa yang dibutuuhkan khalayak dan bisnis pada website tersebut, didefinisikan oleh strategi bisnis dan permasaran.
2. Desain. Mengkhususkan fitur-fitur berbeda dari website yang bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna dan juga bisnis berdasarkan hasil analisis.
3. Pengembangan. Mengkreasi halaman web dan konten dinamis dari website.
4. Testing and review. Pengecekan struktur diarahkan untuk menyakinkan bahwa aspek-aspek yang berbeda dari website memenuhi kebutuhan dan bekerja dengan baik.
Demikianlah empat tahap dalam membuat prototipe website, tapii bisa juga ada tahap tambahan yang terjadi pada awal dan akhir proyek.
Pendekatan prototipe ini memiliki berbagai keunggulan seebagai berikut:
1. Mencegah kesalahan pada desain utama dan fungsi yang bisa terjadi selama menkonstruksi website. Kesalahan seperti itu bisa menelan biaya dan waktu, selain itu juga bisa merusak citra merek. Maka, alangkah baiknnya jika diketahu dari awal.
2. Memenuhi tanggung jawab pemasar dan khalayak potensial pada websitte dengan secara proaktif membentuk website. Maka, hasil akhir dari website bisa makin mendekati pemenuhan kebutuhan pengguna.
3. Pendekatan berulang-ulang ini cenderung cepat, sehingga website bisa dibuat dalam periode bulanan atau mingguan.
Saat menggunakan pendekatan prototipe untuk website, perusahaan harus memutuskan implementasi dari versi lengkap website sebelum membuat ini tersedia untuk target khalayaknya atau membuat verssi terbatas dari website tersebut. Jika website butuh ditampilkan dalam waktu cepat, maka pilihan kedualah yang dipakai. Keuntungannya antara lain karena umpan balik dari pengguna dan internal perusahaan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi versi selanjutnya. Beberapa perusahaan , bagaimanapun, akan memilih keamanan pilihan pertama. Website bisa direvisi dan diuji pasar sebelum tersedia sentuhan profesional dan versi lengkapnya ada. Tapi pendekatan ini kurang disukai karena bisa merusak citra merek atau perusahaan.
Awal proyek website
Sebelum analisis, desain, dan kreasi website, semua proyek utama akan melalui fase inisial , yaitu saat tujuan dari website dikaji ulang untuk mengevaluasi dan memperkirakan apakah ini berguna berinventasi di website, dan untuk memutuskan jumlah untuk diinvestasikan. Ini mencakup struktur pendukung untuk proyek yang meyakinkan :
1. adanya komitmen staf dan menejemen pada proyek
2. adanya tujuan yang jelas
3. biaya dan keuntungan dievaluasi apakah tujuan dari investasi website terjadi.
4. apakah proyek akan mengikuti stuktur yang telah dibuat, dengan kewajiban yang jelas untuk aspek-aspek berbeda seperti manajemen proyek, analisis, promosi dan perawatan
5. Fase implementasi akan meyakinkan aspek penting dari proyek seperti pengujian dan promosi benar-benar efektif dan efisien
Pendaftaran nama domain
Sangat penting untuk mendaftarkan nama baru domain jika akan meluncurkan website baru atau kampanye promosi yang menggunakan identitas merek. Konsep dari nama domain biasanya mengacu pada alamat web atau URL. Nama domain didaftarkan menggunakan ISP atau langsung pada satu nama pelayanan domain, seperti:
1. InterNIC (www.internic.net) . Pendaftaran untuk domain dengan .com , .org , .net .
2. Nominet (www.nominet.org.uk) Pendaftaran untuk domain dengan .co.uk . Setiap nama domain dengan negara spesifik seperti .co.id (Indonesia) memiliki otoritas domainnya sendiri.
3. Nomination (www.nomination.uk.com) sebuah pelayanan peendaftaran nama domain alternatif umtuk wilayah United kingdom.
Gunakan petunjuk ini saat mendaftarkan nama domain:
1. Daftarkan nama domain sedini mungkin. Ini penting karena ada hukum yang mengatur bahwa hanya yang pertama mendaftarkan nama domain tersebutlah yang berhak untuk memakainya.
2. Mendaftarkan banyak nama domain, misalnya www.indonesiajaya.com dan www.indonesiajaya.co.id untuk membantu khalayak potensial untuk menemukan website kita.
3. Gunakan nama merek non-perusahaan yang potensial untuk membantu mempromosikan produk.
4. Hindari menaruh website kita pada server ISP yang menggunakan nama ISP tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada refleksi kredibilitas perusahaan, seolah perusahaan tersebut sangat kecil hingga tidak sanggup membuat website dengan nama sendiri.
Memilih rekan yang tepat sebagai tuan rumah konten
Pemilihan rekan yang tepat untuk mengatur konten website merupakan keputusan yang penting karena kualitas dari pelayanan yang ditawarkan berpengaruh secara langsung pada kualitas yang akan diterima pengguna atau konsumen. Tuan rumah konten biasanya juga menjadi ISP (Internet Service Provider) pada mayoritas perusahaan kecil dan menengah, tapi untuk perusahaan yang lebih besar web server yang digunakan untuk menjadi tuan rumah konten bisa dari internal perusahaan atau departemen IT perusahaan.
Kualitas layanan dari konten tuan rumah bergantung pada dua faktor : 1. 1. penampilan dari Website
Ukuran penting dalam mengukur penampilan website adalah kecepatannya berpindah halaman ketika pengguna meng-klik hyperlink yang tersedia.Lamanya waktu yang dibutuhkan bergantung pada beberapa faktor yang kadang tidak bisa dokontrol ( misalnya jumlah pengguna yang mengakses) tapi biasanya adalah masalah bandwith dari koneksi ISP ke internet dan juga perangkat lunak dan keras komputernya.
Bandwith memberikan indikasi kecepatan saat data dapat ditransfer dari web server melalui medium seperti kabel jaringan. Singkat kata, bandwith bisa dikatakan ukuran pipa tempat informasi mengalir. Makin tinggi bandwith, makin lebar diameter pipa, dan makin cepat informasi dikirim kepada pengguna. Bandwith diukur dalam bit per detik, di mana satu karakter atau digit seperti angka ’1’ sama dengan 8 bit. Jadi, sebuah modem yang beroperasi pada 28.880 bit per detik (28,8 Kbps) akan mengirim informasi sebanyak 3610 karakter per detik (28.800/8) . Saat menyeleksi ISP , sangat penting untuk mengetahui hubungan kecepatan antara ISP dengan internet. Pilihannya bisa saja:
- ISDN – dari 56 Kbps sampai 128 Kbps
- Frame Relay – dari 56 Kbps sampai T1(1.55 Mbps)
- Dedicated Point-to-point – dari 56 Kbps sampai T3 (45 Mbps): tersambung pada tulang punggung internet.
Beberapa ISP tidak terkoneksi secara langsung pada tulang punggung internet dan terhubung padanya lewat provider lain. Pelayanan mereka bisa lebih lambat dari server yang secara langsung terkoneksi dengan tulang punggung internet utama karena internet harus ‘melompati ‘ beberapa hubungan jaringan berbeda.
Kecepatan dari website juga dipengaruhi oleh kecepatan respon terhadap permintaan dari pengguna untuk mencari informasi. Hal ini akan bergantung pada kecepatan dari mesin server pada tuan rumah website dan seberapa cepat server memproses informasi. Jika hanya sejumlah kecil pengguna yang mengakses informasi pada server, maka tidak akan ada penundaan saat membuka halaman. Jika ribuan pengguna meminta informasi pada waktu yang sama, bisa terjadi penundaan.
2. ketersediaan
Ketersediaan website adalah sebuah indikasi semudah apa pengguna bisa teerhubung dengan website. Kadang-kadang, kesalahan teknis seperti kerusakan pada perangkat keras atau kebaruan perangkat lunak memuat pengguann tidak bisa mengakses website.
3. Pihak yang terlibat dalam proyek
Kesuksesan website sangat bergantung pada jangkauan orang-orang yang terkait dalam pengembangannya dan seberapa baik kerjasama kelompoknya.
- Sponsor situs. Senior manager yangsecara efektif membayar untuk sistem. Mereka akan mengerti keuntungan strategis dari sistem dan akan menyetel website untuk menjadi sukses sebagaimana tujuan yang hendak dicapai.
- Pemilik situs. Kepemilikan biasanya dimiliki oleh manager pemasaran yang akan mengawasi situs pada perusahaan besar.
- Manager proyek. Berkewajiban untuk merencanakan dan mengkoordinasikan protek website. Dia akan menyelaraskan proyek dengan budget dan waktu yang direncanakan diawal proyek dan juga memastikan website akan memberikan keuntungan pada perusahaan dan konsumennya. Pada perusahaan kecil, manager proyek sama dengan pemilik website.
- Desainer situs. Dialah yang melihat dan merasakan tata letak website dan bagaimana nilai perusahaan dikirim melalui website.
- Pengembang konten. Dia akan menulis kopi untuk website dan merubahnnya pada bentuk yang sesuai dengan website.
- Webmaster. Memiliki peran teknis, berkewajiban memastikan kualitas website. Mencapai ketersediaan, kecepatan, hubungan yang bekerja antara halaman dengan batabase perusahaan. Pada perushaaan kecil, webmaster jjuga merangkap peran desain grafis dan pengembang konten.
- Pemangku kepentingan. Pengaruh websote pada anggota lain pada organisasi tidak bisa dikesampingkan.
Analisis untuk pengembangan website
Analisis termasuk menggunakan teknik riset pemasaran yang berbeda untuk menemukan metode terbaik dalam mendesain dan mengimplementasikan website. Tidak akan sekali jadi, tapi harus berulang-ulang untuk setiap prototipe. Walaupun analisis dan desain adalah aktivitas yang terpisah, mereka juga bisa bertemu. Dalam analisis, kita mencari jawaban atas pertanyaan berikut:
-khalayak kunsi untuk website?
-seperti apa harusnya konten untuk website?
-kemampuan pelayanan konsumen yang mana yang akan disuguhkan pada konsumen?
-bagaimana website akan distruktur?
-bagaimana navigasi sekitar website terjadi?
Pertanyaan di atas tidak akan dijawab pada hubungan struktur website dengan navigasi sampai kita melihat pada desain situs dan mengizinkan alternatif berbeda.
Fase analisis mengacu pada identifikasi dari ketentuan pada website. Teknik untuk mencapainya bisa mencakup fokus grup, kuesioner yang dikirim pada konsumen atau wawancara pada akun kunci.
Metode untuk menemukan kebutuhan konsumen
Menurut Lewis dan Lewis (1997) mengidentifikasi tipe-tipe perilaku yang berbeda seperti pencari informasi langsung dan pencari informasi tidak langsung (browsers). Untuk kelompok pertama, fasilitas pencarian pada website akan berguna, dan pendekatan lebih tidak formal untuk para browsers. Ini juga berguna mengingat konsumen akan berada pada tingkat yang berbeda dalam mengadopsi website. Juga penting untuk mengetahui bagaimana konten dan desain website akan bertemu dengan kebutuhan konsumen pada tingkat yang berbeda pada siklus pembelian.
Metode-metode untuk mendefinisikan kebutuhan pengguna website juga terpengaruh apakah website tersebut untuk business-to-business (B2B) atau untuk khalayak konsumen. Singkatnya, fokus grup akan lebih efektif digunakan pada website untuk khalayak konsumen, dengan banyak konsumen untuk membeli low-value products. Untuk website B2B di manna perusahaan menjual produk bernilai tinggi pada konsumen yang lebih terseleksi, lebih baik untuk berbicara langsung pada mereka dan menemukan apa kebutuhan mereka sebenarnya. Metode juga bisa digunakan melalui kanal distribusi. Berikut metode untuk mengetahui kebutuhan konsumen:
-Wawancara dengan staf pemasaran
Saat website dibuat oleh pemasaran eksternal atau agensi desain, titik awal mereka dimulai dari wawaancara informal dengan pemasaran atau account manager.
-Kuesioner untuk perusahaan
Saat perusahaan membangun website, ia memiliki jumlahkonsumen yang terbatas, mengirim kuesioner kepada konsumen perusahaan merupakan pilihan yang baik.
-Wawancara informal dengan orang kunci
Mengoleksi informasi dari pihak-pihak yang berhubungan lansung dengan konsumen.
-Focus Groups
-Me-review website kompetitor
Sumber:
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., dan Ellis-Chadwick, F. (2000). Internet Marketing:
Strategy, Implementation and Practice, First Published, London:Prentice-Hall, Inc. bab
4, hal: 86-115
Musser, John., Tim O’Really. (2006). Web 2.0 Principles and Best Practices. O’Reilly
Radar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar